KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji
syukur penyusun
panjatkan kehadirat Allah Swt. karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga penyusun
dapat menyelesaikan laporan fieldtrip
ini dengan tepat waktu. Laporan ini berisi pemaparan
tentang komoditi tanaman perkebunan yaitu kelapa sawit di PT.PN
XXVIII BURAU
Laporan
ini disusun untuk melengkapi nilai mata kuliah
Agroindustri perkebunan, dengan
pengasuh modul Ibu Dr. Ir. Sitti Nurmiah, M.Si. Penyusun berharap
agar laporan ini dapat bermanfaat
sebagaimana yang diharapkan. penyusun
pun menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun senantiasa
kami harapkan.
Terima kasih.
Wassalam.
Pangkep,
14 mei 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring dengan
perkembangan zaman diera modernisasi, juga mendorong perkembangan teknologi
khususnya dibidang pendidikan yang menuntut adanya pembaharuan-pembaharuan yang
mampu menjadikan indonesia bersaing diera globalisasi. Untuk itu program
pendidikan harus lebih efektif dan efisien. salah satu program pendidikan yang
dilakukan di kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yaitu melakukan
kunjungan wisata atau Fieldtrip di beberapa bidang usaha, karena dianggap ilmu
yang didapatkan dibangku kuliah formal masih belum lengkap.
Sebagai program
studi yang bergerak dibidang pertanian, Agroindustri melakukan kunjungan
lapangan diberbagai industri yang mana mahasiswa dapat dengan mudah memahami
setiap unit proses yang terjadi yaitu dimulai dari persediaan bahan baku (input)
hingga pada hasil akhir (output). sehingga mahasiswa lebih memahami kearah mana
minat mereka masing-masing, sehingga pada kunjungan lapangan kali ini program
studi agroindustri khususnya angkatan XXVI melakukan fieldtrip di PT.
Perkebunan Nusantara XXVIII.PKS Luwu yang tepatnya berada di Burau sulawesi
selatan. Kunjungan ini berlandasan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
khusus yaitu agroindustri perkebunan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari fieldtrip tersebut yaitu:
1. Untuk mengetahui profil PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Luwu
2. Untuk mengetahui jenis jenis produk dari pengolahan Kelapa Sawit yang ada di PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Luwu .
3. Mengetahui alur proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO.
44. Untuk mengetahui produk samping yang ada di PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Luwu .
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Profil perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Luwu Unit I, Burau merupakan salah
satu pabrik kelapa sawit yang ada di kawasan timur Indonesia. Pabrik kelapa
Sawit ini berada di Desa Lagego Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur, Propinsi
Sulawesi Selatan. Pabrik Kelapa Sawit ini didirikan atas dasar kontrak Nomor
Nes/X/05/1987 atas persetujuan Menteri Sekertaris Negara Nomor 2365/PTP/BPP/VII
87 pada tanggal 27 Agustus 1987. PT. Perkebunan Nusantara XIV. PKS Luwu Unit I,
Burau didirikan dengan sumber biaya yang didapatkan dari :
·
Bank Dunia
·
Modal Pemerintah Republik Indonesia
Adapun bangunan pabrik kelapa sawit ini dibangun dengan perjanjian
manajemen antara PT. Perkebunan Nusantara XIV. PKS Luwu Unit I, Burau, PT.
Perkebunan VII (Persero), dan PT. Arena Sarana Teknik sebagai kontraktor PT.
Perkebunan VII (Persero). Perlu dikemukakan bahwa pembangunan pabrik kelapa
sawit ini dilaksanakan secara bertahap, yaitu :
a. PMKS.
Perintis dengan kapasitas 5 ton TBS/jam, mulai operasi pada bulan nopember
1986, dimana hasil olahannya berupa Crude Palm Oil (CPO) dan tanpa produksi
Kernel.
b. Pada
tahun 1989, pabrik perintis tersebut ditingkatkan kapasitasnya dari 5 ton
TBS/jam, menjadi 15 ton TBS/jam dan mulai beroperasi mulai Maret 1985.
c. Selanjutnya
pada bulan agustus 1990, PKS. Perintis di nonaktifkan, karena dinilai tidak
mampu lagi mengelola produksi kelapa sawit yang semakin meningkat. Atas dasar
ini, maka pengolahan dialihkan ke pabrik kelapa sawit (PKS) permanen dengan
kapasitas terpasang 30 ton TBS/jam dan diresmikan langsung oleh Bapak Presiden
Soeharto pada tanggal 16 Juli 1992.
d. Pada
tahun 1984 pabrik permanen ini ditingkatkan kapasitas dari 30 ton TBS/jam
menjadi 40 ton TBS/jam dan beroprasi pada bulan juli 1995.
Bahan baku yang diolah berasal dari areal perkebunan inti (perkebunan milik
perusahaan) dengan luas 3,944 Ha, dan perkebunan plasma (perkebunan milik
masyarakat/binaan perusahaan) dengan luas 5,280 Ha, areal perkebunan ini
terbentang dari Kecamatan Sabbang sampai Maleku.
Adapun jenis farietas yang dikembangkan pada perkebunan kelapa sawit,
khususnya Luwu I dan II yaitu :varietas Tenera (T), yang merupakan hasil
persilangan antara varietas Dura dengan varietas Pasifera (P).
2.2 Keadaan Umum lokasi pabrik kelapa sawit
Berdasarkan
tata letak pabrik, yang harus sesuai dengan apa diproduksi, dekat dengan bahan
baku sejak tidak jauh dari lokasi pemasaran, maka pabrik kelapa sawit luwu unit
I ini berada pada posisi yang sangat strategis dan menguntungkan.
Adapun sebagai dasar pertimbangan
tersebut adalah :
· Dekat
dengan sumber air sungai bungadidi yang berjarak ± 4 Km dari lokasi pabrik.
· Berada
di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit.
· Memudahkan
pengangkutan sebab tersedia sarana kendaraan yang masuk ke pabrik dan ditunjang
oleh sarana jalan yang memadai. Jauh dari pusat keramain kota.Dilakukan
penanganan limbah secara cermat.
2.3 Pengembangan pabrik minyak kelapa sawit Luwu unit I
Dalam
rangka pengembangan pabrik, usaha PTP.Nusantara XIV (Persero) PKS luwu unit I
telah mengembangkan kapasitas pabrik dari 30 ton TBS/jam menjadi 40 ton
TBS/jam. Kemungkinan pengembangan terus dilakukan mengingat penambahan areal
tanaman kelapa sawit yang dapat menghasilkan buah yang lebih banyak.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu Dan
Tempat
Hari/tanggal : Rabu, 04 Mei 2016
Waktu : Pukul 09-11.30 wita
Tempat : PT.
Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Luwu Unit I, Burau Desa Lagego Kecamatan Burau,
Kabupaten Luwu Timur, Propinsi Sulawesi Selatan.
3.2 Alat Dan Bahan
·
Kamera
·
Pulpen
·
Buku/kertas
3.3 Prosedur kerja
Metode yang dilakukan dalam
FIELDTRIP ini adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan
data primer yaitu : dengan
melihat secara langsung proses atau mekanisme
produksi CPO
pada PT. Perkebunan Nusantara XXVIII.
PKS Luwu Unit I, Burau.
2. Pengambilan
data sekunder yaitu : data yang diperoleh dari wawancara dengan salah satu
pihak pekerja.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Produk yang menjadi kegiatan industri di PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Burau.
Produk yang menjadi kegiatan industri yaitu produk dari bahan
baku kelapa sawit yaitu CPO (Crude Palm Oil) yang diperoleh dari pengolahan
minyak daging buah sawit dan minyak inti sawit.selain itu juga dihasilkan hasil
produk samping yaitu cangkang sawit yag dijadikan sebagai bahan bakar boiler
dan pupuk dari limbah sawit.
4.2 Proses Penanganan Dan Pengolahan Produk
4.2.1 Pengolahan Minyak SawIt
(CPO)
1. Jembatan Timbang ( Weigh
Bridge )
Tandan
buah segar (TBS) yang masuk ke pabrik, sebelum dibongkar terlebih dahulu
ditimbang di jembatan timbang. Jembatan timbang adalah tempat penimbangan
dimana berfungsi untuk mengetahui berat dan asal TBS yang masuk ke Pabrik.
Di PKS
Luwu Unit I Burau, jenis timbangan yang digunakan yaitu timbangan secara
komputerisasi (digital). Prinsip kerja penimbangan adalah pengurangan berat
kotor (bruto) dengan berat wadah (Tarra).
Hal-hal
yang harus diperhatikan saat penimbangan :
·
Posisi angka pada computer menunjukkan angka nol
(0).
·
Supir atau petugas pengangkut harus turun/keluar
dari dalam truk.
·
Truk harus bergantiaan (satu per satu) masuk ke
jembatan timbang.
2. Sortasi Panen
Truk
yang telah melalui jembatan timbang akan di bongkar muatan TBSnya dilapangan
pelataran. Untuk menjaga kualitas produk akhir maka setelah pembongkaran akan
dilakukan sortasi. Sortasi panen adalah suatu cara pemeriksaan panen untuk
mendapatkan sejumlah data yang menggambarkan kematangan buah sawit berdasarkan
brondolan yang lepas. Tujuan sortasi dilakukan untuk mengetahui kedisiplinan
pemanen yang dilakukan dikebun.
3. Stasiun Loading Ramp
1. Loading ramp
TBS yang telah
ditimbang atau sortasi, kemudian ditampung ke loading ramp. Loading ramp adalah
tempat penimbunan yang lantainya berkisi-kisi yang posisinya dibuat miring
serta dilengkapi sekat, pintu yang digerakkan oleh pompa hidrolik. Fungsi
loading ramp adalah sebagai tempat penampungan sementara TBS sebelum diolah.
Tujuan dibuat
miring adalah untuk mempermudah pemasukan TBS ke dalam lori, sedangkan lantai
berkisi untuk mengurangi kadar kotoran (tanah, pasir, daun) yang melekat di TBS
tersebut.
2. Lori
Lori merupakan
alat penampungan TBS yang akan direbus atau sebagai penampungan TBS yang tidak tertampung
di loading ramp.
3. Pengawasan perlu dilakukan sebelum
menjalankan loading ramp :
·
Pembersihan dibawah hopper dan
mengutip brondolan yang jatuh dari loading ramp.
·
Melumasi bagian-bagian yang
berputar, seperti katrol yang membuka dan menutup pintu loading ramp.
·
Memeriksa bandul pemberat pintu.
·
Memeriksa panel on-off.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
·
Pengisian loading ramp jangan
terlalu penuh, sesuaikan dengan kapasitas.
·
Pengisian TBS ke lori hendaknya
secara perlahan-lahan
·
Pastikan bahwa pintu dalam
keadaan tertutup, setelah pengisian lori.
·
Memeriksa roda lori apakah dalam
keadaan baik.
4. Stasiun Sterilizer (Perebusan)
Setelah lori
diisi, selanjutnya didorong dengan loader menuju transfer bogies selanjutnya
ditarik loader menuju rebusan. Rebusan (sterilizer) adalah alat yang membentuk
bejana selinder horizontal yang menggunakan uap betekanan. Fungsinya untuk
merebus TBS.
Proses perebusan dimulai apabila
TBS di loading ramp sudah cukup banyak. Ini tujuannya untuk perebusan dapat
berjalan secara kontinu dan perlancaran proses pengolahan.
Tujuan perebusan :
·
Untuk menghentikan aktifitas
enzim lipase dan oksidase.
·
Menurunkan kadar air.
·
Memudahan serat lepas dari biji.
·
Mempermudah proses pelepasan inti
dari cangkang.
·
Pemecah emulsi.
5. Stasiun Penebah
Stasiun penebah merupakan alat
yang berfungsi untuk memisahkan buah dari tandan. Stasiun penebah terdiri dari
:
a. Hosting Crane
Adalah alat untuk mengangkat lori
yang berisi tandan rebus ke hopper.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
saat pengoprasian :
·
Pada saat mengangkat, jangan
dilakukan secara tiba-tiba tetapi harus perlahan-lahan
·
Pada saat memasang rantai
pengangkat, harus tepat pada kuping lori.
·
Memeriksa katrol, roda gigi dan
kabel hosting crane.
b. Hopper
Adalah tempat penampungan sementara
tandan buah rebus sebelum dimasukkan kedalam drum theresher.
c. Auto Feeder
Adalah alat mengatur masuknya
tandan rebus yang ada di hopper kedalam drum threseher.
6. Stasiun Kempa
Brondolan yang dibawa oleh top cross fruit conveyor masuk ke digester selanjutnya
dipres dengan alat screw press.
A.
Digester
Adalah merupakan bejana vertical yang dilengkapi perajang atau pisau,
pemanas sistim injeksi dan thermometer.
Tujuan pengaduan untuk melumatkan brondolan rebus agar memudahkan
pengempaaan dalam screw press. Suhu diberikan agar minyak mudah mencair dan
mudah keluar dari kantong minyak sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan
pecah menjadi minyak. Semakin tinggi suhu digester maka pengrajang semakin baik
dan akan meringankan daya kerja screw press serta mengurangi biji pecah. Namun
minyak yang terdapat dalam digester akan menurunkan efisiensi pengudukan maka
minyak tersebut perlu dipisahkan dengan cara membuat lubang dibawah digester.
Jika tidak dipisahkan maka akan masuk ke dalam screw sehingaa dapat menurunkan
kapasitas screw.
B.Screw press
Adonan dari digester selanjutnya diolah pada screw press. Screw press
adalah alat pemerah yang fungsinya untuk memisahkan/mengeluarkan minyak dari
pericah. Screw press terdiri dari silinder yang berlubang-lubang, Warm screw
(ulir) yang berputar berlawanan arah dan cone.
Mekanisme kerja
pengempaan adalah masuknya adonan kedalam screw press dan mengisi warm screw.
Karena putaran ulir, adonan akan mengarah ke ujung as screw dan tertahan oleh
cone sehingga adonan terperah dan minyak keluar. Untuk memudahkan keluarnya
minyak dari adonan, diberikan air pengencer dengan suhu 90 – 95oC.
7.
Stasiun Pemurnian Minyak (Klarifikasi)
Minyak kasar yang berasal dari oil gutter akan dipompakan ke stasiun
pemurnian minyak (klarifikasi) untuk proses pemurnian minyak atau pembersihan
lebih lanjut. Stasiun klarifikasi ini terdiri dari proses pemurnian minyak dan
proses pengambilan minyak dari sludge. Tujuan utama proses pemurnian minyak
adalah untuk memisahkan minyak dari kotoran, air, dan lumpur. Minyak dari oil
gutter tersebut akan masuk ke tangki pengendapan pasir (Sand trap tank).
A. Sand
trap tank
Sand trap tank merupakan alat yang berbentuk silinder tegak yang bagian
bawah berbentuk kerucut dan dilengkapi alat pemanas induksi. Alat ini berfungsi
untuk memisahkan pasir dari minyak berdasarkan gaya gravitasi.
B. Vibrating Screen
Alat ini
merupakan alat yang bergetar berbentuk lingkaran yang dilengkapi saringan. Alat
ini berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotoran atau ampas halus yang masih
terbawa minyak dari Sand Trap Tank.
C. Storage tank
Adalah penampung minyak masuk
dari Vacum Drier yang berbentuk silinder vertical yang dilengkapi pipa pemanas.
4.2.2 Pengolahan Pabrik Biji
Stasiun pengutipan inti adalah
tempat untuk memisahkan serat dari biji, memecahkan biji dan memisah cangkang
dari inti serta pengerigan inti.
Stasiun pengutipan inti terdiri
dari :
a. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Biji bercampur ampas dari pressan
masuk di CBC. Dalam CBC sambil dibawah biji dicacah hingga terlepas dari ampas
dan serabut. CBC adalah alat yang berbentuk talang yang didalamnya ada
conveyor.
b. Polishing Drum
Drum merupakan alat yang
berbentuk drum berputar dengan dinding berlubang. Alat ini berfungsi untuk
membersihkan biji dari serat yang masih melengket pada biji. Ampas akan di
hisap blower menuju ke fiber cyclone untuk selanjutnya dibawa oleh conveyor ke
boiler sebagai bahan bakar pada boiler, sedangkan biji akan jatuh di conveyor
dan selanjutnya dibawa ke Nut Silo.
c. Nut Silo (Pengering Biji)
Dalam Nut silo biji ditempurung
sambil diperam menggunakan uap sistim induksi pada suhu 700C dan 600C guna
menurunkan kadar air hingga mudah dipecahkan. Kemudian biji setelah diperam
jatuh di Ripple Mill. Alat ini berbentuk segi empat dengan bagian bawah
berbentuk limas yang dilengkapi Nut Shaking Grade untuk mengatur pengeluaran
biji.
Fungsinya : untuk pemeraman biji
kelapa sawit hingga kadar air mancapai maksimal 12%.
d. Ripple Mill
Dalam Ripple
Mill karena fungsinya untuk memecahkan biji, maka biji yang jatuh dari Nut Silo
digiling oleh suatu rol yang berputar diantara landasan segmen yang bergerigi
yang mempunyai celah renggangan sebesar bulatan inti.
Inti yang
bercampur biji dibawa ke Vibrating Grade untuk diayak antara biji sawit yang belum
pecah dari inti. Dimana biji yang belum pecah masuk di conveyor dibawa kembali
ke Ripple Mill untuk dipecahkan. Dan inti dari Vibrating Grade jatuh di
Conveyor pengantar masuk di Elevator diangkut ke Conveyor distribusi menuju
Kernel Silo sedangkan cangkang dihisap oleh blower menuju shell cyclone dan
selanjutnya dibawa conveyor ke boiler sebagai bahan bakar.
e. Kernel Silo
Kernel Silo
merupakan tempat pengeringan dan penyimpanan sementara kernel yang berbentuk
segiempat yang dilengkapi pemanas sistem induksi dengan pengaturan suhu yang
berbeda dalam tiap bagian. Bagian atas suhu 80oC, tengah suhu 70oC
dan bagian bawah dengan suhu 60oC.
4.2.3 Boiler
Uap pada suatu pabrik kelapa
sawit adalah salah satu sumber utama yang dibutuhkan yakni untuk proses
pengolahan buah kelapa sawit. Dan juga digunakan untuk kebutuhan pembangkit
tenaga listrik guna menggerakan peralatan dalam pabrik, sehingga penyediaan uap
harus terpenuhi. Dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dipilih sistem seri
dengan By Pass dimana uap yang dihasillkan boiler yang dipakai untuk
menggerakkan Turbin dan sebagian untuk dipakai pengolahan buah kelapa sawit.
Ketel uap adalah suatu pesawat
yang mengubah fase cair menjadi fase uap dengan pemanasan tinggi.
Di PKS Luwu Unit I Burau, jenis
ketel uap yang dipakai adalah ketel uap pipa air ( Water Tube Boiler ) dimana
pipa – pipa air langsung menerima panas.
Ketel uap terdiri dari :
A. Ruang Bakar
Ruang bakar berfungsi sebagai
tempat pembakaran,terdiri dari 2 ruang yang dibatasi dengan kisi – kisi ( Fere
Grate) dengan lantai. Ruang ini dikelilingi header yang berhubungan dengan drum
atas dan bawah.
B. Drum atas dan Dram Bawah
Dram atas berfungsi sebagai
tempat pembentukan uap yang dilengkapi sekat-sekat penahan butir – butiran air
dalam bentuk uap sedangkan drum bawah berfungsi sebagai tempat sirkulasi air
dan tempat penampungan endapan dari drum atas untuk memudahkan blow dawn.
C. Super Heater
Adalah alat pemanas lanjut untuk
mengubah uap basah menjadi uap kering.
D. Heater
Adalah tempat penampungan air
pembagi ke pipa pemanas (Water wall).
E. Cerobong asap (Chimney)
Berfungsi untuk saluran
pengeluaran asap boiler ke udara terbuka.
Alat pengaman :
a. Peniup Jelaga ( Shoot Blower ):
Berfungsi untuk membersihkan pipa-pipa dari kotoran abu sisa pembakaran.
b. Katub Pengawas ( Safety Valve
) : Berfungsi untuk membuang uap jika tekanan melebihi tekanan kerja yang telah
ditentukan.
c. Gelas Penduga ( Singht Glass )
: Alat ini berfungsi untuk melihat permukaan air ketel uap.
d. Kran spei : Kran ini berfungsi
untuk membuang air blow dawn dari dram atas, bawah dan header.
e. Manometer :Adalah alat ukur
tekanan uap.
f. Kran Induk ( Main Valve ) : Berfungsi
untuk menutup dan membuka aliran uap keluar.
g. Kran Air : Berfungsi untuk
menbuka dan menutup aliran air pengisi ketel uap.
4.3 Kapasitas Produksi industri di PT.PN XXVIII PKS Burau
kapasitas
produksi industri di PT.PN XXVIII PKS BURAU yaitu sebanyak
30 ton tbs/jam namun yang dimasukkan kedalam 3 lori sekaligus. Namun
sekarang akan dikembangkan lagi menjadi 40 ton tbs/jam.
4.4 Konsentarsi Dan Fungsi Bahan Tambahan
Pangan Yang Digunakan Dalam Penanganan Produk di PT.PN XXVIII PKS Burau
Dalam pengolahan kelapa sawit
menjadi minyak sawit tidak digunakan bahan tambahan namun terdapat
saranapenunjang proses yaitu :
·
Air
Dalam pengolahan minyak kelapa
sawit salah satu peranan yang penting adalah air yang dimana air akan dipakai
untuk ;
- Kebutuhan prosseing uap.
- Kebutuhan umpan ketel uap.
- Kebutuhan pencucian dan
keperluan domestik.
Air diambil
dari sungai bungadidi. Air dipompa dengan menggunakan pompa dari elektro motor
yang kapasitas tarik/isap 120 m3/jam dengan dipasang pipa dalam sungai sebesar
6” diameternya, dan panjang pada kedalaman 9 meter. Air yang dialirkan tadi
dimasukkan dalam kolam water settling tank yang diberi petak atau sekat – sekat
dengan tujuan untuk menahan / mengendapkan lumpur dan kotoran lain yang terikut
dengan air.
·
Uap
Uap pada suatu Pabrik Minyak
Kelapa Sawit adalah salah satu sumber utama yang dibutuhkan yakni untuk proses
pengolahan buah kelapa sawit. Dan juga digunakan untuk kebutuhan pembangkit
tenaga listrik guna menggerakan peralatan dalam pabrik, sehingga penyediaan uap
harus terpenuhi. Boiler adalah suatu alat yang berfungsi menghasilkan uap.
Kegunaan uap pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit adalah :
- Sebagai Pembangkit Tenaga
Listrik.
- Sebagai Perebusan.
- Sebagai Pengeringan dan
Pemanasan.
Dalam ketel uap
yang sangat penting untuk diperhatikan adalah alat pembakaran atau pengapian
(Brander). Bahan bakar yang dipakai untuk boiler adalah serabut buah dan
cangkang (kulit inti). Adapun air berasal dari tangki pengumpan daerator yang
dipompa oleh Boiler Feed Pump masuk kedalam boiler.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Proses produksi yang
terdapat di PT.PN XXVII,PKS Burau yaitu
proses pengolahan kelapa sawit menjad minyak sawit (CPO)
·
Selain CPO juga
dihasilkan pupuk dari limbah kelapa sawit dan water treatment sebelum limbah
cair dibuang ke lingkungan, dan bahan bakar boiler dihasilkan dari cangkang
sawit.
·
Proses pengolahan
kelapa sawit menjadi minyak mentah sawit terdiri dari beberapa proses yaitu
penimbangan TBS, sortasi, sterilizer, thresser, pengempaaan dan pemurnian
minyak yang telah kemudian ditampung di storage tank.
5.2 Saran
Dalam
pelaksanaan kunjungan lapangan ini
Mahasiswa harus dibekali lebih banyak mengenai informasi
tentang pengolahan kelapa sawit sehingga kegitan mahasiswa ketika
berada di lokasi dapat terlaksana dengan baik dan terarah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar