Pengikut

Sabtu, 15 Oktober 2016

LAPORAN FIELDTRIP AGROINDUSTRI PERKEBUNAN



                                                     KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
            Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt. karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan fieldtrip ini dengan tepat waktu. Laporan ini berisi pemaparan tentang komoditi tanaman perkebunan yaitu kelapa sawit di PT.PN XXVIII BURAU
Laporan ini disusun untuk melengkapi nilai mata kuliah Agroindustri perkebunan, dengan pengasuh modul Ibu Dr. Ir. Sitti Nurmiah, M.Si. Penyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. penyusun pun menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan.
Terima kasih.
Wassalam.

                                                                                    Pangkep, 14 mei 2016


                                                                                               
Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman diera modernisasi, juga mendorong perkembangan teknologi khususnya dibidang pendidikan yang menuntut adanya pembaharuan-pembaharuan yang mampu menjadikan indonesia bersaing diera globalisasi. Untuk itu program pendidikan harus lebih efektif dan efisien. salah satu program pendidikan yang dilakukan di kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yaitu melakukan kunjungan wisata atau Fieldtrip di beberapa bidang usaha, karena dianggap ilmu yang didapatkan dibangku kuliah formal masih belum lengkap.
Sebagai program studi yang bergerak dibidang pertanian, Agroindustri melakukan kunjungan lapangan diberbagai industri yang mana mahasiswa dapat dengan mudah memahami setiap unit proses yang terjadi yaitu dimulai dari persediaan bahan baku (input) hingga pada hasil akhir (output). sehingga mahasiswa lebih memahami kearah mana minat mereka masing-masing, sehingga pada kunjungan lapangan kali ini program studi agroindustri khususnya angkatan XXVI melakukan fieldtrip di PT. Perkebunan Nusantara XXVIII.PKS Luwu yang tepatnya berada di Burau sulawesi selatan. Kunjungan ini berlandasan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah khusus yaitu agroindustri perkebunan.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari fieldtrip tersebut yaitu:

1.      Untuk mengetahui profil  PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Luwu

2.      Untuk mengetahui jenis jenis produk dari pengolahan Kelapa Sawit yang ada di PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Luwu .

3.  Mengetahui alur proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO.

44. Untuk mengetahui produk samping yang ada di PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Luwu .


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Luwu Unit I, Burau merupakan salah satu pabrik kelapa sawit yang ada di kawasan timur Indonesia. Pabrik kelapa Sawit ini berada di Desa Lagego Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur, Propinsi Sulawesi Selatan. Pabrik Kelapa Sawit ini didirikan atas dasar kontrak Nomor Nes/X/05/1987 atas persetujuan Menteri Sekertaris Negara Nomor 2365/PTP/BPP/VII 87 pada tanggal 27 Agustus 1987. PT. Perkebunan Nusantara XIV. PKS Luwu Unit I, Burau didirikan dengan sumber biaya yang didapatkan dari :
·         Bank Dunia
·         Modal Pemerintah Republik Indonesia
Adapun bangunan pabrik kelapa sawit ini dibangun dengan perjanjian manajemen antara PT. Perkebunan Nusantara XIV. PKS Luwu Unit I, Burau, PT. Perkebunan VII (Persero), dan PT. Arena Sarana Teknik sebagai kontraktor PT. Perkebunan VII (Persero). Perlu dikemukakan bahwa pembangunan pabrik kelapa sawit ini dilaksanakan secara bertahap, yaitu :
a.       PMKS. Perintis dengan kapasitas 5 ton TBS/jam, mulai operasi pada bulan nopember 1986, dimana hasil olahannya berupa Crude Palm Oil (CPO) dan tanpa produksi Kernel.
b.      Pada tahun 1989, pabrik perintis tersebut ditingkatkan kapasitasnya dari 5 ton TBS/jam, menjadi 15 ton TBS/jam dan mulai beroperasi mulai Maret 1985.
c.       Selanjutnya pada bulan agustus 1990, PKS. Perintis di nonaktifkan, karena dinilai tidak mampu lagi mengelola produksi kelapa sawit yang semakin meningkat. Atas dasar ini, maka pengolahan dialihkan ke pabrik kelapa sawit (PKS) permanen dengan kapasitas terpasang 30 ton TBS/jam dan diresmikan langsung oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 16 Juli 1992.
d.      Pada tahun 1984 pabrik permanen ini ditingkatkan kapasitas dari 30 ton TBS/jam menjadi 40 ton TBS/jam dan beroprasi pada bulan juli 1995.
Bahan baku yang diolah berasal dari areal perkebunan inti (perkebunan milik perusahaan) dengan luas 3,944 Ha, dan perkebunan plasma (perkebunan milik masyarakat/binaan perusahaan) dengan luas 5,280 Ha, areal perkebunan ini terbentang dari Kecamatan Sabbang sampai Maleku.
Adapun jenis farietas yang dikembangkan pada perkebunan kelapa sawit, khususnya Luwu I dan II yaitu :varietas Tenera (T), yang merupakan hasil persilangan antara varietas Dura dengan varietas Pasifera (P).

2.2 Keadaan Umum lokasi pabrik kelapa sawit
Berdasarkan tata letak pabrik, yang harus sesuai dengan apa diproduksi, dekat dengan bahan baku sejak tidak jauh dari lokasi pemasaran, maka pabrik kelapa sawit luwu unit I ini berada pada posisi yang sangat strategis dan menguntungkan.
Adapun sebagai dasar pertimbangan tersebut adalah :
·      Dekat dengan sumber air sungai bungadidi yang berjarak ± 4 Km dari lokasi pabrik.
·      Berada di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit.
·      Memudahkan pengangkutan sebab tersedia sarana kendaraan yang masuk ke pabrik dan ditunjang oleh sarana jalan yang memadai. Jauh dari pusat keramain kota.Dilakukan penanganan limbah secara cermat.

2.3 Pengembangan pabrik minyak kelapa sawit Luwu unit I
Dalam rangka pengembangan pabrik, usaha PTP.Nusantara XIV (Persero) PKS luwu unit I telah mengembangkan kapasitas pabrik dari 30 ton TBS/jam menjadi 40 ton TBS/jam. Kemungkinan pengembangan terus dilakukan mengingat penambahan areal tanaman kelapa sawit yang dapat menghasilkan buah yang lebih banyak.

BAB III
METODOLOGI


3.1 Waktu Dan Tempat
            Hari/tanggal    : Rabu, 04 Mei 2016
            Waktu             : Pukul 09-11.30 wita
            Tempat            : PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Luwu Unit I, Burau       Desa Lagego Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur, Propinsi Sulawesi Selatan.
3.2 Alat Dan Bahan
·         Kamera
·         Pulpen
·         Buku/kertas
3.3 Prosedur kerja
Metode yang dilakukan dalam FIELDTRIP ini adalah sebagai berikut :

1.      Pengambilan data primer yaitu : dengan melihat secara langsung proses atau mekanisme produksi CPO pada PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Luwu Unit I, Burau.
2.      Pengambilan data sekunder yaitu : data yang diperoleh dari wawancara dengan salah satu pihak pekerja.


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1  Produk yang menjadi kegiatan industri di PT. Perkebunan Nusantara XXVIII. PKS Burau.
             Produk yang menjadi kegiatan industri yaitu produk dari bahan baku kelapa sawit yaitu CPO (Crude Palm Oil) yang diperoleh dari pengolahan minyak daging buah sawit dan minyak inti sawit.selain itu juga dihasilkan hasil produk samping yaitu cangkang sawit yag dijadikan sebagai bahan bakar boiler dan pupuk dari limbah sawit.
4.2  Proses Penanganan Dan Pengolahan Produk
4.2.1 Pengolahan Minyak SawIt (CPO)
1. Jembatan Timbang ( Weigh Bridge )
Tandan buah segar (TBS) yang masuk ke pabrik, sebelum dibongkar terlebih dahulu ditimbang di jembatan timbang. Jembatan timbang adalah tempat penimbangan dimana berfungsi untuk mengetahui berat dan asal TBS yang masuk ke Pabrik.
Di PKS Luwu Unit I Burau, jenis timbangan yang digunakan yaitu timbangan secara komputerisasi (digital). Prinsip kerja penimbangan adalah pengurangan berat kotor (bruto) dengan berat wadah (Tarra).
Hal-hal yang harus diperhatikan saat penimbangan :
·         Posisi angka pada computer menunjukkan angka nol (0).
·         Supir atau petugas pengangkut harus turun/keluar dari dalam truk.
·         Truk harus bergantiaan (satu per satu) masuk ke jembatan timbang.
2. Sortasi Panen
Truk yang telah melalui jembatan timbang akan di bongkar muatan TBSnya dilapangan pelataran. Untuk menjaga kualitas produk akhir maka setelah pembongkaran akan dilakukan sortasi. Sortasi panen adalah suatu cara pemeriksaan panen untuk mendapatkan sejumlah data yang menggambarkan kematangan buah sawit berdasarkan brondolan yang lepas. Tujuan sortasi dilakukan untuk mengetahui kedisiplinan pemanen yang dilakukan dikebun.
3. Stasiun Loading Ramp
     1. Loading ramp
TBS yang telah ditimbang atau sortasi, kemudian ditampung ke loading ramp. Loading ramp adalah tempat penimbunan yang lantainya berkisi-kisi yang posisinya dibuat miring serta dilengkapi sekat, pintu yang digerakkan oleh pompa hidrolik. Fungsi loading ramp adalah sebagai tempat penampungan sementara TBS sebelum diolah.
Tujuan dibuat miring adalah untuk mempermudah pemasukan TBS ke dalam lori, sedangkan lantai berkisi untuk mengurangi kadar kotoran (tanah, pasir, daun) yang melekat di TBS tersebut.
     2. Lori
Lori merupakan alat penampungan TBS yang akan direbus atau sebagai penampungan TBS yang tidak tertampung di loading ramp.
    3. Pengawasan perlu dilakukan sebelum menjalankan loading ramp :
·         Pembersihan dibawah hopper dan mengutip brondolan yang jatuh dari loading ramp.
·         Melumasi bagian-bagian yang berputar, seperti katrol yang membuka dan menutup pintu loading ramp.
·         Memeriksa bandul pemberat pintu.
·         Memeriksa panel on-off.
     4. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
·         Pengisian loading ramp jangan terlalu penuh, sesuaikan dengan kapasitas.
·         Pengisian TBS ke lori hendaknya secara perlahan-lahan
·         Pastikan bahwa pintu dalam keadaan tertutup, setelah pengisian lori.
·         Memeriksa roda lori apakah dalam keadaan baik.
4. Stasiun Sterilizer (Perebusan)
Setelah lori diisi, selanjutnya didorong dengan loader menuju transfer bogies selanjutnya ditarik loader menuju rebusan. Rebusan (sterilizer) adalah alat yang membentuk bejana selinder horizontal yang menggunakan uap betekanan. Fungsinya untuk merebus TBS.
Proses perebusan dimulai apabila TBS di loading ramp sudah cukup banyak. Ini tujuannya untuk perebusan dapat berjalan secara kontinu dan perlancaran proses pengolahan.
Tujuan perebusan :
·         Untuk menghentikan aktifitas enzim lipase dan oksidase.
·         Menurunkan kadar air.
·         Memudahan serat lepas dari biji.
·         Mempermudah proses pelepasan inti dari cangkang.
·         Pemecah emulsi.
5. Stasiun Penebah
Stasiun penebah merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan buah dari tandan. Stasiun penebah terdiri dari :
a. Hosting Crane
Adalah alat untuk mengangkat lori yang berisi tandan rebus ke hopper.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengoprasian :
·         Pada saat mengangkat, jangan dilakukan secara tiba-tiba tetapi harus perlahan-lahan
·         Pada saat memasang rantai pengangkat, harus tepat pada kuping lori.
·         Memeriksa katrol, roda gigi dan kabel hosting crane.
b. Hopper
Adalah tempat penampungan sementara tandan buah rebus sebelum dimasukkan kedalam drum theresher.
c. Auto Feeder
Adalah alat mengatur masuknya tandan rebus yang ada di hopper kedalam drum threseher.
6. Stasiun Kempa
Brondolan yang dibawa oleh top cross fruit conveyor masuk ke digester selanjutnya dipres dengan alat screw press.
A. Digester
Adalah merupakan bejana vertical yang dilengkapi perajang atau pisau, pemanas sistim injeksi dan thermometer.
Tujuan pengaduan untuk melumatkan brondolan rebus agar memudahkan pengempaaan dalam screw press. Suhu diberikan agar minyak mudah mencair dan mudah keluar dari kantong minyak sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak. Semakin tinggi suhu digester maka pengrajang semakin baik dan akan meringankan daya kerja screw press serta mengurangi biji pecah. Namun minyak yang terdapat dalam digester akan menurunkan efisiensi pengudukan maka minyak tersebut perlu dipisahkan dengan cara membuat lubang dibawah digester. Jika tidak dipisahkan maka akan masuk ke dalam screw sehingaa dapat menurunkan kapasitas screw.
B.Screw press
Adonan dari digester selanjutnya diolah pada screw press. Screw press adalah alat pemerah yang fungsinya untuk memisahkan/mengeluarkan minyak dari pericah. Screw press terdiri dari silinder yang berlubang-lubang, Warm screw (ulir) yang berputar berlawanan arah dan cone.
Mekanisme kerja pengempaan adalah masuknya adonan kedalam screw press dan mengisi warm screw. Karena putaran ulir, adonan akan mengarah ke ujung as screw dan tertahan oleh cone sehingga adonan terperah dan minyak keluar. Untuk memudahkan keluarnya minyak dari adonan, diberikan air pengencer dengan suhu 90 – 95oC.
7. Stasiun Pemurnian Minyak (Klarifikasi)
Minyak kasar yang berasal dari oil gutter akan dipompakan ke stasiun pemurnian minyak (klarifikasi) untuk proses pemurnian minyak atau pembersihan lebih lanjut. Stasiun klarifikasi ini terdiri dari proses pemurnian minyak dan proses pengambilan minyak dari sludge. Tujuan utama proses pemurnian minyak adalah untuk memisahkan minyak dari kotoran, air, dan lumpur. Minyak dari oil gutter tersebut akan masuk ke tangki pengendapan pasir (Sand trap tank).
A. Sand trap tank
Sand trap tank merupakan alat yang berbentuk silinder tegak yang bagian bawah berbentuk kerucut dan dilengkapi alat pemanas induksi. Alat ini berfungsi untuk memisahkan pasir dari minyak berdasarkan gaya gravitasi.
B. Vibrating Screen
Alat ini merupakan alat yang bergetar berbentuk lingkaran yang dilengkapi saringan. Alat ini berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotoran atau ampas halus yang masih terbawa minyak dari Sand Trap Tank.
C. Storage tank
Adalah penampung minyak masuk dari Vacum Drier yang berbentuk silinder vertical yang dilengkapi pipa pemanas.
4.2.2 Pengolahan Pabrik Biji
Stasiun pengutipan inti adalah tempat untuk memisahkan serat dari biji, memecahkan biji dan memisah cangkang dari inti serta pengerigan inti.
Stasiun pengutipan inti terdiri dari :
a. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Biji bercampur ampas dari pressan masuk di CBC. Dalam CBC sambil dibawah biji dicacah hingga terlepas dari ampas dan serabut. CBC adalah alat yang berbentuk talang yang didalamnya ada conveyor.
b. Polishing Drum
Drum merupakan alat yang berbentuk drum berputar dengan dinding berlubang. Alat ini berfungsi untuk membersihkan biji dari serat yang masih melengket pada biji. Ampas akan di hisap blower menuju ke fiber cyclone untuk selanjutnya dibawa oleh conveyor ke boiler sebagai bahan bakar pada boiler, sedangkan biji akan jatuh di conveyor dan selanjutnya dibawa ke Nut Silo.
c. Nut Silo (Pengering Biji)
Dalam Nut silo biji ditempurung sambil diperam menggunakan uap sistim induksi pada suhu 700C dan 600C guna menurunkan kadar air hingga mudah dipecahkan. Kemudian biji setelah diperam jatuh di Ripple Mill. Alat ini berbentuk segi empat dengan bagian bawah berbentuk limas yang dilengkapi Nut Shaking Grade untuk mengatur pengeluaran biji.
Fungsinya : untuk pemeraman biji kelapa sawit hingga kadar air mancapai maksimal 12%.
d. Ripple Mill
Dalam Ripple Mill karena fungsinya untuk memecahkan biji, maka biji yang jatuh dari Nut Silo digiling oleh suatu rol yang berputar diantara landasan segmen yang bergerigi yang mempunyai celah renggangan sebesar bulatan inti.
Inti yang bercampur biji dibawa ke Vibrating Grade untuk diayak antara biji sawit yang belum pecah dari inti. Dimana biji yang belum pecah masuk di conveyor dibawa kembali ke Ripple Mill untuk dipecahkan. Dan inti dari Vibrating Grade jatuh di Conveyor pengantar masuk di Elevator diangkut ke Conveyor distribusi menuju Kernel Silo sedangkan cangkang dihisap oleh blower menuju shell cyclone dan selanjutnya dibawa conveyor ke boiler sebagai bahan bakar.
e. Kernel Silo
Kernel Silo merupakan tempat pengeringan dan penyimpanan sementara kernel yang berbentuk segiempat yang dilengkapi pemanas sistem induksi dengan pengaturan suhu yang berbeda dalam tiap bagian. Bagian atas suhu 80oC, tengah suhu 70oC dan bagian bawah dengan suhu 60oC.
4.2.3 Boiler
Uap pada suatu pabrik kelapa sawit adalah salah satu sumber utama yang dibutuhkan yakni untuk proses pengolahan buah kelapa sawit. Dan juga digunakan untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik guna menggerakan peralatan dalam pabrik, sehingga penyediaan uap harus terpenuhi. Dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dipilih sistem seri dengan By Pass dimana uap yang dihasillkan boiler yang dipakai untuk menggerakkan Turbin dan sebagian untuk dipakai pengolahan buah kelapa sawit.
Ketel uap adalah suatu pesawat yang mengubah fase cair menjadi fase uap dengan pemanasan tinggi.
Di PKS Luwu Unit I Burau, jenis ketel uap yang dipakai adalah ketel uap pipa air ( Water Tube Boiler ) dimana pipa – pipa air langsung menerima panas.
Ketel uap terdiri dari :
A. Ruang Bakar
Ruang bakar berfungsi sebagai tempat pembakaran,terdiri dari 2 ruang yang dibatasi dengan kisi – kisi ( Fere Grate) dengan lantai. Ruang ini dikelilingi header yang berhubungan dengan drum atas dan bawah.
B. Drum atas dan Dram Bawah
Dram atas berfungsi sebagai tempat pembentukan uap yang dilengkapi sekat-sekat penahan butir – butiran air dalam bentuk uap sedangkan drum bawah berfungsi sebagai tempat sirkulasi air dan tempat penampungan endapan dari drum atas untuk memudahkan blow dawn.
C. Super Heater
Adalah alat pemanas lanjut untuk mengubah uap basah menjadi uap kering.
D. Heater
Adalah tempat penampungan air pembagi ke pipa pemanas (Water wall).
E. Cerobong asap (Chimney)
Berfungsi untuk saluran pengeluaran asap boiler ke udara terbuka.
Alat pengaman :
a. Peniup Jelaga ( Shoot Blower ): Berfungsi untuk membersihkan pipa-pipa dari kotoran abu sisa pembakaran.
b. Katub Pengawas ( Safety Valve ) : Berfungsi untuk membuang uap jika tekanan melebihi tekanan kerja yang telah ditentukan.
c. Gelas Penduga ( Singht Glass ) : Alat ini berfungsi untuk melihat permukaan air ketel uap.
d. Kran spei : Kran ini berfungsi untuk membuang air blow dawn dari dram atas, bawah dan header.
e. Manometer :Adalah alat ukur tekanan uap.
f. Kran Induk ( Main Valve ) : Berfungsi untuk menutup dan membuka aliran uap keluar.
g. Kran Air : Berfungsi untuk menbuka dan menutup aliran air pengisi ketel uap.

4.3 Kapasitas Produksi industri di PT.PN XXVIII PKS Burau
kapasitas produksi industri di PT.PN XXVIII PKS BURAU yaitu sebanyak 30 ton tbs/jam namun yang dimasukkan kedalam 3 lori sekaligus. Namun sekarang akan dikembangkan lagi menjadi 40 ton tbs/jam.

 4.4 Konsentarsi Dan Fungsi Bahan Tambahan Pangan Yang Digunakan Dalam Penanganan Produk di PT.PN XXVIII PKS Burau
Dalam pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit tidak digunakan bahan tambahan namun terdapat saranapenunjang proses yaitu :
·         Air
Dalam pengolahan minyak kelapa sawit salah satu peranan yang penting adalah air yang dimana air akan dipakai untuk ;
- Kebutuhan prosseing uap.
- Kebutuhan umpan ketel uap.
- Kebutuhan pencucian dan keperluan domestik.
Air diambil dari sungai bungadidi. Air dipompa dengan menggunakan pompa dari elektro motor yang kapasitas tarik/isap 120 m3/jam dengan dipasang pipa dalam sungai sebesar 6” diameternya, dan panjang pada kedalaman 9 meter. Air yang dialirkan tadi dimasukkan dalam kolam water settling tank yang diberi petak atau sekat – sekat dengan tujuan untuk menahan / mengendapkan lumpur dan kotoran lain yang terikut dengan air.
·         Uap
Uap pada suatu Pabrik Minyak Kelapa Sawit adalah salah satu sumber utama yang dibutuhkan yakni untuk proses pengolahan buah kelapa sawit. Dan juga digunakan untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik guna menggerakan peralatan dalam pabrik, sehingga penyediaan uap harus terpenuhi. Boiler adalah suatu alat yang berfungsi menghasilkan uap. Kegunaan uap pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit adalah :
- Sebagai Pembangkit Tenaga Listrik.
- Sebagai Perebusan.
- Sebagai Pengeringan dan Pemanasan.
Dalam ketel uap yang sangat penting untuk diperhatikan adalah alat pembakaran atau pengapian (Brander). Bahan bakar yang dipakai untuk boiler adalah serabut buah dan cangkang (kulit inti). Adapun air berasal dari tangki pengumpan daerator yang dipompa oleh Boiler Feed Pump masuk kedalam boiler.

BAB V
PENUTUP


5.1 Kesimpulan
·          Proses produksi yang terdapat di PT.PN XXVII,PKS Burau yaitu proses pengolahan kelapa sawit menjad minyak sawit (CPO)
·         Selain CPO juga dihasilkan pupuk dari limbah kelapa sawit dan water treatment sebelum limbah cair dibuang ke lingkungan, dan bahan bakar boiler dihasilkan dari cangkang sawit.
·         Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak mentah sawit terdiri dari beberapa proses yaitu penimbangan TBS, sortasi, sterilizer, thresser, pengempaaan dan pemurnian minyak yang telah kemudian ditampung di storage tank.
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan kunjungan lapangan ini Mahasiswa harus dibekali lebih banyak mengenai informasi tentang pengolahan kelapa sawit sehingga kegitan mahasiswa ketika berada di lokasi dapat terlaksana dengan baik dan terarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar