Pengikut

Minggu, 16 Oktober 2016

MAKALAH CENGKEH AGROINDUSTRI PERKEBUNAN



KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
            Makalah ini berisi pemaparan tentang salah satu tanaman hasil perkebunan, yaitu tanaman cengkeh. Dalam makalah ini dibahas mengenai sejarah tanaman cengkeh, morfologi dan klasifikasi tanaman cengkeh, panen dan pasca panennya, kandungan tanaman cengkeh, pemanfaatan dan pohon industry tanaman cengkeh, serta diagram alir berbagai olahan cengkeh.
Makalah ini disusun untuk melengkapi nilai mata kuliah Agroindustri Perkebunan dalam modul Pengenalan Komoditas Agroindustri Perkebunan dengan pengasuh modul Ibu Dr. Ir. Sitti Nurmiah, M.Si.
            Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. kami pun menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sennatiasa kami harapkan.
Terima kasih.
Wassalam.

                                                                                    Pangkep, 18 Januari 2016


                                                                                               
Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Tanaman perkebunan dipandang menjanjikan untuk dikembangkan karena potensial menjadi primadona negara dalam hal menambah devisa negara, salah satu tanaman perkebunan yang potensila itu adalah tanaman cengeh. Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) merupakan tanaman perkebunan atau industri berupa pohon dengan famili Myrtaceae. Cengkeh merupakan salah satu tanaman herba abadi yang berbentuk kecil. Tanaman ini juga merupakan jenis tanaman tahunan, dua tahunan, dan tanaman yang berusia pendek.
Keberadaan tanaman cengkeh di Indonesia memberikan manfaat yang sangat besar bagi negara dan peningkatan pendapatan masyarakat, karena tanaman cengkeh memberikan konstribusi terhadap negara dimana tanaman perkebunan atau rempah-rempah ini banyak diminati oleh negara asing khususnya negara-negara di Eropa, sehingga nilai ekspornya tinggi. Cengkeh sudah dikenal sebagai tanaman rempah- rempah dan obat tradisional yang sangat berkhasiat. Tanaman cengkeh ini dapat tumbuh dan berkembang di beberapa daerah di indonesia. Khasiat dan manfaat tanaman cengkeh dalam bidang kesehatan, dan perindustrian menyebabkan tanaman ini sebagai tanaman yang paling di gemari oleh masyarakat, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di dataran tinggi membudidayakan tanaman cengkeh tersebut.
Oleh karena itu, dalam membahas tanaman cengkeh lebih lanjut akan dijelaskan dalam makalah ini untuk memahami lebih dalam mengenai salah satu tanaman perkebunan yang merupakan  komunitas unggulan tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
·         Bagaimana sejarah tanaman cengkeh?
·         Bagaimana morfologi tanaman cengkeh?
·         Bagaimana klasifikasi tanaman cengkeh?
·         Bagaimana panen dan pasca panen tanaman cengkeh?
·         Bagaimana kandungan gizi tanaman cengkeh?
·         Bagaimana pemanfaatan tanaman cengkeh dan penggambaran pohon industrinya?
·         Bagaimana diagram alir olahan cengkeh?

 1.3 Tujuan Penulisan
·         Untuk mengetahui sejarah tanaman cengkeh;
·         Untuk mengetahui tanaman cengkeh;
·         Untuk mengetahui klasifikasi tanaman cengkeh;
·         Untuk mengetahui panen dan pasca panen tanaman cengkeh;
·         Untuk mengetahui kandungan gizi tanaman cengkeh;
·         Untuk mengetahui pemanfaatan tanaman cengkeh dan penggambaran pohon industrinya;
·         Untuk mengetahui diagram alir olahan cengkeh.

1.4  Manfaat Penulisan
·         Dapat menambah wawasan mahasiswa tentang potensi tanaman cengkeh;
·         Memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi tanaman cengkeh;
·         Sebagai masukan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan mengembangkan produksi tanaman cengkeh di Indonesia.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tanaman Cengkeh
Tanaman cengkeh, (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves adalah tangkai bunga kering beraroma dari suku Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara –negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan sebagai aroma terapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Cengkeh di tanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar, juga tumbuh subur di Zanzibar, India, Sri Lanka. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 10 – 20m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk – pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika sudah mekar.
Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5 – 2cm. Tumbuhan ini adalah flora identitas Provinsi Maluku Utara, pohonnya dapat tumbuh tinggi mencapai 20 – 30m dan dapat berumur lebih dari 100 tahun. Tajuk tanaman cengkeh umumnya berbentuk kerucut, pyramid atau pyramid ganda, dengan batang utama menjulang keatas. Cabang – cabangnya amat banyak dan rapat, pertumbuhannya agak mendatar dengan ukuran relative kecil jika dibandingkan batang utama. Daunnya kaku berwarna hijau atau hijau kemerahan dan bentuk elips dengan kedua ujung runcing. Daun – daun ini biasa keluar setiap periode dalam satu periode ujung ranting akan mengeluarkan satu set daun yang terdiri dari dua daun yang terletak saling berhadapan, ranting daun secara keseluruhan akan membentuk suatu tajuk yang indah.
Pada abad keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya mengunyah cengkeh, agar harumlah napasnya. Cengkih, pala dan merica sangatlah mahal pada zaman Romawi. Cengkih menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkih dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan sultanTernate. Orang Portugis membawa banyak cengkih yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkih sama dengan harga 7 gram emas. Perdagangan cengkih akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkih di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkih
dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar. Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkih sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor. Sebab cengkih disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat bagi warga dan sekitarnya yang mengonsumsi tanaman cengkih tersebut. Sampai sekarang cengkih menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.Pohon cengkih yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole, Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Pohon yang disebut sebagai Cengkih Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga cengkih.
Nama daerah Cengkeh : Clove (Inggris), cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), wunga lawing (Bali), cangkih (Lampung), sake (Nias), bungeu lawing (Gayo), cengke (Bugis), sinke (Flores), canke ( Ujung Pandang), gomode (Halmahera, Tidore)

2.2 Morfologi Tanaman Cengkeh
·         Daun
Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petioles), helaian daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya berbentuk lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari satu daun.
·                     Batang
Batang dari daun cengkeh biasanya memiliki panjang 10 – 15m. Batang berbentuk bulat (teres), permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang – cabang yang dipenuhi banyak ranting. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan cara percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena dapat dibedakan antara batang pokok dan cabangnya. Arah tumbuh cabangnya condong ke atas (patens). Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya kira-kira1-2,5 cm.
·         Akar
Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga) yang kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak (fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Akar mampu masuk cukup dalam ke tanah. Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang,tetapi bagian yang dekat permukaan tanah banyak tumbuh bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk menghisap makanan.
·         Biji
Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis). Walaupun dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal rokok.
·         Bunga
Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu ditutup bunga. Bunga terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga cengkeh adalah bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan (flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum) menjadi pendukung benang sari dan putik (andoginofor).
·         Buah
Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut ambil bagian dalam pembentukan buah. Buah cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum pada kulit buah antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain itu ada septum dan ovarium.

2.3 Klasifikasi Tanaman Cengkeh
2.3.1 Sistematika Tumbuhan
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales     
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Jenis : Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry
2.3.2 Tipe-tipe Tanaman Cengkeh
Di Indonesia banyak sekali ditemukan tipe-tipe tanaman cengkeh dan diantara satu dengan yang lainnya sulit dibedakan. Misalnya cengkeh tipe ambon, tipe raja, tipe indari, tipe dokiri, tipe cengkih afo, dan tipe tauro. Perkawinan antara berbagai tipe itu membentuk tipe baru yang sulit digolongkan. Untuk mempermudah pengenalan, cengkeh di Indonesia dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu si putih, si kotok, zanzibar, dan ambon.
·         Si Putih
Daun berwarna hijau muda (kekuningan) dengan daun relatif besar. Cabang-cabang yang utama mati sehingga percabangan seolah baru dimulai pada ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah. Cabang dan daun jarang sehingga kelihatan kurang rindang. Mahkota berbentuk bulat atau agak bulat, relatif besar dari si kotok dengan jumlah bunga pertandan kurang dari 15 kuntum. Bunga masak tetap berwarna hijau muda. Atau putih tidak berubah menjadi kemerahan. Tangkai bunganya relatif panjang, mulai berproduksi umur 6,5-8,5 tahun sejak disemaikan. Produksi kualitas bunganya rendah.

·         Si kotok
Daun pada awalnya berwarna hijau muda kekuningan kemudian berubah menjadi hijau tua dengan permukaan atas licin dan mengkilap. Helaian daunnya agak langsing dengan ujung agak membulat cabang yang utama tetap hidup sehingga percabangannya kelihatan rendah sampai permukaan tanah. Ruas daun dan cabang rapat serta rimbun. Mahkota bunga berbentuk piramid atau silindris. Bunganya relaitif kecil dibandingkan dengan si putih, bertangkai panjang, jumlah bunga 20-50 kuntum pertandan. Mulai berbunga pada umur 6,5-8,5 tahun. Bunganya berwarna hijau ketika masih muda dan menjadi kuning saat matang dengan pangkal bertwarna merah. Adaptasi dan produksinya lebih baik daripada si putih, tetapi lebih rendah daripada zanzibar. Cengkeh tipe sikotok ini termasuk tipe cengkeh dengan kualitas sedang.

·         Tipe Zanzibar
Tipe ini merupakan cengkeh terbaik karena mempunyai daya adaptasi yang luas, berproduksi tinggi, berkualitas baik, sehingga sangat dianjurkan untuk dibudidayakan. Daun pada mulanya berwarna merah muda kemudian berubah menjadi hijau tua mengkilap pada permukaan atas dan hijau pucat memudar pada bagian bawah. Pangkal tangkai daun berwarna merah. Bentuk daunnya agak langsing dengan bagian terlebar tepat di tengah. Ruas daun dan percabangannya rapat merimbun. Cabang utama yang pertama hidup, sehingga tajuknya raqpat dengan permukaan tanah. Sudut-sudut cabangnya lancip (kurang dari 45o) sehingga mahkotanya berbentuk kerucut. Tipe ini mulai berbunga pada umur 4,5-6,5 tahun sejak disemaikan. Bunganya agak langsing, bertangkai pendek, ketika muda berwarna hijau dan berubah menjadi kemerahan setelah matang petik. Percabangan bunaga banyak dengan jumlah bisa lebih dari 50 kuntum per tandan.
·         Tipe Ambon
Tipe cengkeh ini tidak dianjurkan untuk ditanam karena produksi dan daya adaptasinya rendah, serta kualitas hasil yang kurang baik.daun muda berwarna hijau muda atau merah muda, lebih muda daripada daun tipe zanzibar. Permukaan atas daun berwarna hijau tua dan kasar,sedangkan bagian bawahnya berwarna hijau keabu-abuan. Daunnya agak lebarkira-kira 2/3 kali panjangnya. Cabang dan daunnya jarang sehingga kurang rimbun. Mahkota agak bulat atau bulat, bagian atas agak tumpul, sedangkan bagian bawahnya agak meruncing. Cabang-cabangnya mati sehingga seolah percabangannya mulai pada ketinggian 1,5-2 m. Tipe ini mulai berbunga pada umur 6,5-8,5 tahunsejak disemaikan. Bunganya gemuk dan bertangkai panjang, berwarna hijau saat muda, dan kuning pada saat matang petik.percabangan bunganya sedukit dengan jumlah bunga kurang dari 15 kuntum pertandan.

2.4 Panen dan Pasca Panen
2.4.1 Panen
Masing-masing daerah waktunya tanaman berbunga itu tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung pada keadaan iklim setempat, tinggi tempat dan faktor-faktor lain yang sangat bersar pengaruhnya. Maka mulai berbunga dan waktu pemungutannya pun tidak sama.
·        Di Sumatera : tumbuh kuncup bunga antara bulan Oktober – November maka musim panennya sekitar bulan April – Juni
·        Di Jawa : Tumbuh kuncup bunga antara bulan November – Januari maka panennya jatuh pada bulan Mei-Juli
·        Di Maluku : Tumbuh kuncup bunga antara bulan Mei-Juli dan waktu panennya pada bulan Oktober _ Januari

v  Waktu Pemetikan
Di atas telah dijelaskan bahwa waktu cengkeh berbunga itu di setiap daerah tidak sama. Maka sebagai gambaran, di bawah ini diketengahkan masa-masa berbunga atau panen yang berbeda.
·        Pada umumnya cengkeh berbunga itu di Indonesia itu satu tahun sekali, demikian pula waktu panennya. Walaupun waktu panen itu makan waktu minimal tiga bulan, lebih-lebih bila luas arealnya luas, panennya tidak cukup 3-4 bulan. Tanaman yang normal setelah umur 15-20 tahun bisa menghasilkan sekitar 3 kg per pohon. Ini adalah merupakan suatu perhitungan yang normal. Memang sering dialami ada pohon yang menhasilkan lebih dari 5 kg cengkeh kering tiap pohon, tetapi pada suatu ketika ada pohon yang sama sekali tidak berbuah sesuai dengan siklusnya. Jadi perhitungan secara normal adalah diambil rata-ratanya saja.
·        Di Malagasi juga hanya ada satu musim panen yang pendek saja yakni musim kemarau mulai pertengahan Oktober hingga Desember yang berarti satu tahun hanya satu musim berbunga.
·        Di Zanzibar, terdapat dua musim berbunga yang berarti dua musim panen yaitu, panen besar mulai Juli-September dan panen kecil musim November-Januari. Produksi pertahun rata-rata 3 kg tiap pohonnya.
Perbedaan tingkat pemasakan bunga, waktu panen, tepatnya waktu pemetikan dan teknik pengolahan hasil akan menyebabkan kualitas hasik yang berbeda pula.  Sedang di daehah penghasil cengkeh yang musim kemaraunya bersamaan, tetapi berlainan lokasinya, maka musim panennya juga berbeda. Juga pengaruh pola hujan, temperature dan tinggi tempat pertanaman akan membawa pengaruh yang berbeda pula. Oleh karena itu, pemetikan harus dilakukan pada tingkat kemasakan yang tepat yakni pada waktu bunga berwarna pucat yang sebelumnya itu berwarna hijau, kemudian menguning akhirnya keunguan muda dan merah tua. Saat yang paling bagus adalah pada saat kepala buah yang terdiri dari mahkota bunga masih tertutup dan bundar bentuknya, berisi dan mengkilat. Apabila bunga itu warnanya menjadi merah muda berarti sebentar lagi akan membuka.
Jika pemetikan dilakukan terlalu awal, maka akan menghasilkan cengkeh kering yang keriput, berat rendemennya sangat kurang, kadar minyak kurang sehingga harganya pun rendah. Sedangkan jika pemetikannya terlambat misalnya bunga banyak yang mekar akan meghasilkan cengkeh kering yang tidak berkepala sehingga ruas dan aromanya sangat berkurang. Itulah sebabnya, maka pemetikan cengkeh harus dilakukan pada waktu yang tepat . pemetikan biasanya dilakukan setelah ada beberapa bunga yang membuka dalam pohon itu, misalnya ada 2-3 yang sudah membuka.

v  Cara Pemetikan
Bunga cengkeh yang sudah tua atau masak untuk dipungut jangan dibiarkan sampai mekar. Sebelum dilakukan pemetikan, dibawah tajuk pohon harus dibersihkan terlebih dahulu, maksudnya bila ada bebrapa bunga yang jatuh diwaktu pemetikan mudah dipungut. Adapun cara pemetikannya tergantung keadaan tanaman itu sendiri.
·        Apabila tanaman itu belum tinggi, pemetikan dapat dilakukan cukup dengan berdiri mengelilingi pohon yang paling bawah. Selanjutnya kalau pohon agak tinggi dapat menggunakan kait supaya lebih mudah.
·        Kalau tanaman sudah cukup besar dan tinggi, lebih baik menggunakan tangga yang berkaki tiga, tangga itu mudah dipindah-pindahkan.
·        Pada pohon yang sangat besar, yang umumnya lebih dari 25 tahun pemetikannya bisa dilakukan dengan memanjat pohon dengan menggunakan kait sebab rantingnya dapat ditarik dengan kait itu sehingga memudahkan pemetikannya. Tapi pekerjaan ini hanya dapat dilakukan pada ranting-ranting yang dekat dengan btang pokok. Yang lebih sulit batang sudah tinggi dan besar. Maka untuk keperluan ini, pada sekitar pohon itu harus diberi tiang dari bambu, diberi palang-palang dan diikat kuat-kuat sehingga bisa dipergunakan untuk memnjat dengan demikian pemungutan dapat dilakukan lebih mudah. Sebagaimana diketahui bunga cengkeh itu terdapat pula pucuk-pucuk ranting yang jauh dari batang atau cabang, maka pemungutannya harus pandai jangan sampai merusaknya.

Alat yang diperlukan untuk panen cengkeh antara lain karung berukuran kecil atau keranjang bambu dan karung besar. Apabila sudah tinggi dan kita tidak dapat menjangkau dengan tangan, maka diperlukan tangga segitiga berkaki empat. Pemetikan yang lazim dilakukan yaitu dengan jalan mematahkan rumpun bunga pada bukunya sehingga sepasang daun akan ikut terpetik. Tetapi cara demikian sebenarnya kurang baik, sebaiknya yang dipetik hanya tandannya saja, sepasang daun pada tandan tidak usah diikut sertakan. Maksudnya untuk memperbanyak jumlah sirung baru yang keluar dari pemetikan kelak. Bunga cengkeh dipetik pertandan tepat di atas buku daun berakhir dengan menggunakan kuku jari atau pisau yang kecil dan tajam. Daun termuda yang berdekatan dengan bunga tidak boleh ikut dipetik agar tidak menggangu pertumbuhan tunas berikutnya. Apabila daun ikut terpetik, dapat mengurangi jumlah tunas hingga 1/3 -1/2 bagian.
Bunga yang sudah dipetik dimasukkan kedalam keranjang atau karung kecil yang sudah disediakan dan dibawa mengikuti geraknya arah pemetikan. Setelah penuh, cengkeh dipindahkan karung besar kemudian dibawa kesuatu tempat pemroses selanjutnya. Rata-rata satu hari kerja seseorang dapat memperoleh 20-30 kg cengkeh segar. Hal ini sangat tergantung pada banyaknya cengkeh yang bisa dipetik dan juga keterampilan mereka (pekerja). Satu pohon cengkeh biasanya dipetik 3-4 kali bahkan ada yang sampai 6 kali dengan jarak 5-7 hari. Hal ini tergantung pada umur dan besarnya pohon. Untuk suatu kebun luas yang terdapat ribuan pohon dengan jenis yang berlainan, pemetikannya bisa makan waktu 3-4 bulan.


2.4.2 Pasca Panen
Untuk mendapatkan hasil yang bermutu baik, masalah pengolahan juga perlu untuk diperhatikan dengan seksama. Pengolahan cengkeh dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu sortasi basah, pemeraman, pengeringan, sortasi kering dan penyimpanan.

v  Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan segera setelah cengkeh tiba di tempat pengolahan. Sortasi ini dilakukan dengan memisahkan bunga dari tangkainya dan menempatkannya pada tempat yang berbeda. Bunga dan tangkai cengkeh perlu dipisahkan karena mempunyai harga da mutu yang berbeda. Sortasi ini sangatlah penting untuk diperhatikan karena jika tangkai dan bunga tercampur maka akan menurunkan mutu.

v  Pemeraman
Bunga dan tangkai yang telah dipisahkan, masing-masing dimasukkan kedalam karung atau peti untuk selanjutnya diperam selama 24 jam. Selain untuk mempersingkat waktu pengeringan, pemeraman juga dapat memperbaiki warna cengkeh menjadi cokelat mengkilap.

v  Pengeringan
Setelah pemeraman, proses selanjutnya yaitu pengeringan dengan harapan kadar air cengkeh turun hingga 12 %-14%. Bila kadar air lebih dari 14% cengkeh mudah terserang jamur sehingga tidak tahan disimpan. Sedangkan jika kadar air di bawah 12 % cengkeh akan mudah hancur sehingga mutunya rendah.
Pengeringan dapat dilakukan secara alami atau kombinasi cara buatan dan cara alami. Pengeringan dengan cara alami dapat dilakukan dengan menjemur cengkeh di bawah terik matahari dengan menggunakan lantai beton atau anyaman bambu. Pengeringan secara alami umumnya tidak mengalami banyak hambatan karena pada umumnya cengkeh dipanen pada musim kemarau. Apabila tidak ada mendung, cengkeh sudah dapat kering dalam waktu 5-6 hari. Tanda bahwa cengkeh sudah kering dengan kadar air sekitar 12 %-14 % adalah mudah patah bila ditekan.
Di perkebunan pesar, kadar air diukur dengan alat pengukur kadar air. Pengeringan dengan cara buatan dilakukan dengan mesin pengering dengan menggunakan bahaan bakar minyak atau kayu. Namun mesin hanya boleh digunakan untuk mengeringkan cengkeh hingga kadar air 22-25 %. Dengan demikian perlu dilakukan pengeringan dengan cara alami dibawah terik matahari hingga kadar air mencapai 12-14 %. Pengeringan dengan mesin tidak boleh mencapai kadar air 14% dan suhu lebih dari 56 derajat Celcius karena dapat menyebabkan rusaknya senyawa-senyawa cengkeh atau hancurnya cengkeh. Kombinasi pengeringan dengan cara alami dan buatan memiliki beberapa keuntungan yaitu waktu pengeringan lebih pendek (2-3 hari), aroma cengkeh lebih tajam serta warna lebih seragam dan mengkilap.

v  Sortasi Kering dan Pengemasan
Pada tahap sortasi, cengkeh dipisahkan dari kotoran-kotoran dengan cara ditampi menggunakan tampah. Cengkeh yang sudah bersih dimasukkan ke dalam karung kecil berkapasitas 30-40 kg atau karung berkapasitas 50-60 kg kemudian dijahit zig zag. Cengkeh yang telah dikemas dalam karung siap untuk dipasarkan atau disimpan untuk bebrapa waktu. Penyimpanan dilakukan di gudang yang tidak lembab, mempunyai banyak ventilasi dan berlantai semen. Di atas lantai dibuat para-para dari balok kayu yang kuat setinggi 25-30 cm kemudian karung berikut cengkehnya disusun di atasnya.

2.5 Kandungan Gizi Tanaman Cengkeh
Cengkeh biasa diolah dalam keadaan kering. Cengkeh yang  biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia memiliki kandungan  energi sebesar 292 kilokalori, protein 5,2 gram, karbohidrat 57,4 gram, lemak 8,9 gram, kalsium 740 miligram, fosfor 100 miligram, dan zat besi 5 miligram.  Selain itu di dalam Cengkeh Kering juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0 miligram.  Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Cengkeh Kering, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
Nutrient
Units
Value per 100 gram
Energi
Kkl
292
Protein
Gram
5,2
Karbohidrat
Gram
57,4
Lemak
Gram
8,9
Kalsium
Milligram
740
Fosfor
Milligram
100
Zat Besi
IU
5
Vitamin A
Milligram
0
Vitamin B1
Milligram
0
Vitamin C
Milligram
0

2.6 Manfaat dan Pohon Industri Cengkeh
2.6.1 Manfaat Tanaman Cengkeh
Pada umumnya, cengkeh dijadikan bahan masakan. Di Indonesia cengkeh menjadi bahan masakan yang paling sering digunakan.  Selain menjadi bahan masakan, tanaman tropis yang berasal dari Maluku ini sudah banyak dibudidayakan untuk diambil bunga dan minyaknya. Minyak cengkeh (Eugniae aromatica) dapat dihasilkan dari penyulingan serbuk kuntum cengkeh kering (clove oil), serbuk tangkai kuntum cengkeh (clove stem oil), dan daun cengkeh kering (clove leaf oil). Minyak cengkeh banyak dimanfaatkan oleh dokter gigi sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, tanaman ini juga digunakan dalam industri farmasi, dan wewangian.
·         Sebagai obat tradisional cengkeh memiliki khasiat mengatasi sakit gigi, sinusitis, mual dan muntah, kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid, rematik, campak, dan lain-lain;
·         Adapun khasiat  lain yaitu, dapat mencegah peradangan karena berbagai zat aktif seperti flavanoid ditemui pada minyak asli cengkeh. Flavanoid bekerja dengan sifat anti inflamasinya sehingga akan mengurangi peradangan pada gejala penyakit rematik misalnya. Rasanya yang hangat juga bisa menjadi ekspektoran untuk mengobati berbagai kondisi gangguan saluran pernapasan;
·         Mengandung nutrisi penting. Berbagai vitamin, kalsium dan magnesium merupakan nutrisi penting bagi tubuh dan cengkeh menyediakannya sebagai khasiat dari alam. Bahkan terdapat zat yang menyediakan energi pada cengkeh yang juga mengandung serat;
·         Menyehatkan jantung. Sudah sejak lama penyakit jantung manjadi momok menakutkan penduduk dunia. Kandungan Eugenol pada cengkeh berfungsi untuk mencegah pembekuan pada darah yang mencegah terjadinya gejala penyakit stroke;
·         Meredakan batuk. Mengunyah cengkeh dapat menyembuhkan batuk gatal ditenggorokan. Rasanya mungkin sedikit getir dan ada pahitnya, tetapi kandungan kimia dalam cengkeh adalah ekspektoran alami yang mengencerkan dahak;
·         Manfaat untuk kesehatan :

o   Sakit Gigi
o   Sinusitis
o   Mual
o   Muntah
o   Kembung
o   Masuk Angin
o   Sakit kepala
o   Radang lambung
o   Batuk
o   Terlambat haid
o   Rematik
o   Campak


2.6.2 Pohon Industri Tanaman Cengkeh
2.7 Diagram Alir
2.7.1 Pembuatan Minyak Cengkeh
2.7.2 Diagram Alir Pembuatan Rokok Kretek
2.7.3 Diagram Alir Pembuatan Obat Sakit Kepala

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
·         Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di Negara –Negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia.
·         Morfologi cengkeh terdiri dari dari : daun, akar, batang, biji, bunga, dan buah.
·         Klasifikasi tanaman cengkeh terdiri dari : si putih, si kotok, Tipe Zanzibar, dan tipe Ambon.
·         Waktu panen cengkeh di setiap daerah bereda-beda karena masing-masing daerah waktunya tanaman berbunga itu tidaklah sama. Penanganan pasca panennya meliputi : sortasi basah, pemeraman, pengeringan, sortasi kering dan pengemasan.
·         Cengkeh kaya akan karbohidrat dan lemak.
·         Cengkeh dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bahan utama rokok, dan bermanfaat bagi berbagai kesehatan.

3.2 Saran
            Saran bagi pemerintah sebaiknya potensi cengkeh yang lainnya lebih dikembangkan seperti minyak cengkeh dan eugenol dari minyak cengkeh, karena sepertinya di Indonesia produksi cengkeh lebih mengarah kepada pembuatan rokok, sehingga tidak menutup kemungkinan suatu saat di Indonesia produksi cengkeh habis terserap untuk kebutuhan pabrik rokok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar